Friday, June 1, 2012
Sisi Lain dari Kekayaan
Seorang reporter dari Hongkong pernah mewancarai milyuner Li Ka-shing. Selama berlangsungnya proses wawancara, reporter ini menggunakan kata-kata yang sangat sopan.
Ketika wawancara usai dan dia hendak berpamitan, reporter itu mengatakan bahwa dia sangat memujanya. Li Ka-shing menjawabnya, ”Tuan reporter, saya juga memujamu.”
Reporter itu lantas tertegun. Li Ka-shing lalu berakta, ”Saya bersedia membagikan separuh dari harta kekayaan saya untuk menukar masa muda denganmu, apakah engkau bersedia?.”
Li Ka-shing adalah seorang milyuner yang terkaya di asia, tetapi dia tidak dapat menukar hartanya dengan masa muda dan waktu yang telah bergulir pergi.
Di mata banyak orang, kehidupan orang kaya adalah sangat nyaman, mereka bisa dengan uangnya menukar segala barang yang mereka inginkan, sebenarnya kehidupan orang kaya bukan seperti yang dibayangkan orang tanpa beban.
Hal yang paling membahagiakan Bill Gates adalah bukan setiap hari melihat di kartu kreditnya uang yang tak habis dipakai, melainkan dia dapat setiap hari pulang ke rumah makan malam bersama istri dan anaknya, menemani mereka bersama-sama nonton TV, bermain games dengan anaknya, serta minum kopi. Semua hal ini adalah sebuah harta besar baginya. Dan ini bukan munafik.
Di Inggris baru-baru ini diadakan survei kondisi kehidupan orang kaya. Survei dilakukan secara acak terhadap orang yang memiliki kekayaan diatas 60.000 poundsterling. Hasil survei menunjukkan bahwa 30% orang percaya bahwa untuk mengejar kekayaan mereka rela mengorbankan pernikahan, kehidupan rumah tangga dan anak serta keluarga, sedangkan 10% percaya untuk mengejar kekayaan mereka rela mengorbankan kesehatan, mereka menyatakan, jika memungkinkan, mereka ingin dengan kekayaan menukar kembali masa muda dan kesehatannya.
Tetapi di dunia ini masa muda dan kesehatan tidak ternilai harganya, tidak dapat ditukarkan dengan uang. Ada sebuah cerita, ada seorang yang miskin sedang putus asa datang bertemu dengan seorang bijak, bagaimana dia dapat membuat dirinya menjadi bahagia.
Orang bijak itu bertanya, “Jika saya memberikan kepada Anda 100 juta, membeli sebuah tanganmu apakah engkau bersedia?” Orang miskin ini menjawab, ”Saya tidak bersedia.” Lalu orang bijak ini melanjutkan lagi berkata, “Jika saya memberikan kepadamu 100 juta lagi, untuk membeli sebuah kakimu, apakah engkau bersedia?.” Orang miskin itu menjawabnya masih tidak bersedia.
Orang bijak ini melanjutkan berkata lagi, “Sekarang ini engkau sudah memiliki 200 juta, apakah engkau masih tidak bahagia.”
Meskipun ini hanya sebuah cerita. Di dunia ini tidak ada cara pertukaran dan kesepakatan yang demikian. Manusia hidup didunia ini, memiliki kesehatan, termasuk kesehatan fisik dan mental adalah prinsip dasar menjadi orang yang paling bahagia di dunia ini.
Uang hanya salah satu keinginan yang diinginkan manusia, sebagai manusia, kepuasan hati selain uang adalah mendapat dukungan, perhatian dan penghargaan dari keluarga.
Laporan survei yang dilakukan di Inggris terhadap orang kaya mengatakan, sepertiga orang mengatakan bahwa uang bisa membawa kebahagiaan, dan bukannya mendapat perhatian, dukungan dan perhargaan dari keluarga membuat kekayaan mereka lebih berarti. Sedangkan 8% orang beranggapan demi memperoleh kekayaan mereka rela mengorbankan pernikahan dan keluarga.
Efek negatif yang paling langsung terhadap orang kaya adalah mereka menjadi dingin, acuh tak acuh terhadap keluarga. Ini adalah efek fatal dari kekayaan, dan efek fatal untuk memperoleh kebahagiaan. (Mingxin.net/hui/asr)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment