Pages

Wednesday, May 30, 2012

* Home * Nasional * China News & Culture * Internasional * Wisata * Kehidupan * Kesehatan * Opini * Iptek * Sejarah * Cerita Budi Pekerti * Berita Foto * NTD Video Era Baru News >> Iptek >> Iptek >> Apakah Manusia Memiliki Kemampuan Paranormal? Apakah Manusia Memiliki Kemampuan Paranormal?

Psikolog Sosial Daryl Bem dari Universitas Cornell membuat sensasi dalam dunia para psikologi tahun lalu, ketika dia mengklaim bahwa dia memiliki bukti yang cukup bahwa kejadian di masa depan dapat dicapai untuk mempengaruhi perilaku seseorang. Versi final dari studinya dipublikasi secara online pada 31 Januari 2011 di dalam publikasi psikologi sosial terkemuka, Jurnal Kepribadian dan Psikologi Sosial. Bahkan sebelum cetakan resmi keluar, para pendukung dan pengkritik telah terus menerus membicarakan penemuannya dan juga berdebat mengenai keberadaan dari psi, istilah umum untuk setiap proses perpindahan informasi atau energi yang tidak bisa dijelaskan dengan prinsi fisika dan biologi yang dikenal saat ini. Dalam tulisannya, Bem menjelaskan secara terperinci, percobaan yang dia lakukan, yang kesemuanya melibatkan prosedur yang telah matang dan digunakan dalam bidang psikologi sosial. Point kritikal, akan tetapi, adalah prosedur “pembalik waktu” Bem, yang berarti bahwa selain mengekspos para peserta untuk sebuah stimulasi (yang sering dianggap sebagai penyebab dari perilaku seseorang) dan kemudian mengukur reaksinya (efek), Bem merekam semua perilaku dari para peserta terlebih dahulu dan kemudian memberikan stimulan. Dalam percobaan pertama Bem, yang menggunakan fokus utama dari media massa, para peserta disajikan dengan dua tirai dari layar komputer dan diminta untuk menebak tirai mana yang menyembunyikan gambar. Kenyataannya, gambar dan posisinya ditentukan oleh program komputer secara acak setelah para peserta membuat keputusan. “Dari sudut pandang para peserta, prosedur ini seperti ujian untuk clairvoyance (kewaskitaan),” demikian menurut artikel tersebut. “Kenyataannya, akan tetapi, gambar dan juga posisi dari gambar tersebut apakah sebelah kiri/kanan, tidak ditentukan setelah para peserta mencatat tebakan mereka, membuat prosedur sebuah test untuk mendeteksi kejadian masa depan (atau test kemampuan meramal),” lanjut artikel itu. Bem menemukan bahwa dalam kasus ini ketika komputer kemudian memberikan gambar erotis, para peserta mampu menebak dengan keakuratan 53,1 persen. Meskipun kecil, perbedaan antara penemuannya dan 50 persen (persentase yang diharapkan untuk keakuratan berdasarkan probabilitas), secara statistik cukup signifikan, demikian Bem berargumen, yang berarti menyimpulkan bahwa, secara keseluruhan, tebakan yang benar dari para peserta setidaknya sebagian dipengaruhi oleh hal lain selain daripada probabilitas. Dari tujuh dari delapan percobaan, Bem mendapatkan data yang mendukung keberadaan dari psi. Akan tetapi bagi para pengkritisi yang skeptis, mereka menunjukkan kekhawatiran bahwa penemuan anomaly Bem hanyalah fluktuasi statistik. Dalam kritiknya yang dipublikasikan bersamaan dengan artikel Bem, Eric-Jan Wagenmakers dan koleganya di Universitas Amsterdam, mengadvokasi tes statistik yang lebih konservatif untuk mengevaluasi data Bem. Menurut hasil analisa mereka, mayoritas dari percobaan Bem sebenarnya memberikan bukti “anekdot” atau “substansial” yang mendukung ketidakberadaan dari kemampuan paranormal. Akan tetapi, pada waktu yang bersamaan, mereka menemukan bahwa tiga dari percobaan Bem menunjukkan “anekdot” pembenaran dari pernyataannya, dan hasil dari percobaannya yang kesembilan adalah “substansial.” Percobaan Bem yang kesembilan, melakukan pengujian pada “fasilitas retroaktif mengingat kembali.” Para peserta ditunjukkan 48 kata kerja pada waktu yang bersamaan, dan mereka diminta untuk mengetik sebanyak banyaknya kata yang dapat mereka ingat. Kemudian setengah dari kata-kata tersebut secara acak dipilih oleh komputer dan ditunjukkan kepada para peserta satu per satu dalam sesekali waktu lagi. Kemudian, kata-kata yang sama ditunjukkan bersamaan dimana para peserta harus mengklik kata-kata tersebut untuk meletakkannya dalam kategori dan mengetiknya. Tujuannya adalah untuk melihat apakah paparan masa depan dan praktek uji coba mengetik kata-kata memiliki hubungan dengan upaya mengingat dari kata-kata yang diseleksi dengan mengorbankan kata-kata yang tidak diseleksi. Bem menyimpulkan bahwa hasilnya mendukung adanya fenomena dari psi, dan bahwa Wagenmakers menunjukkan bahwa hasilnya adalah “substansial.” Ketika “substansial” masih jauh dari kata-kata “luar biasa”, bukti yang diperlukan untuk mendukung klaim luar biasa seperti bukti Bem, akan tetapi itu tetap mendukung intrik dari komunitas umum dan juga komunitas ilmiah. Wagenmaker saat ini melakukan percobaan untuk menguji perulangan dari penemuan Bem. Menurut blog dari tim penelitinya, per tanggal 20 Juni 2011, mereka telah melakukan pengujian pada sekelompok peserta dan hasil analisa mereka sedang tertunda. Beberapa peneliti juga berusaha untuk mereplika percobaan Bem, dengan mencampurkan kegagalan dan kesuksesan, dan saat ini debat sedang memanas, tetapi siapa yang tahu, mungkin paradigma yang bergeser seperti pergeseran dari kreatifitas Bem dari pemikiran tradisional mungkin suatu saat akan memberikan jawaban. (Epochtimes/jo)

0 comments:

Post a Comment