Pages

Wednesday, May 30, 2012

Pecahkan Kasus Pembunuhan Melalui Serangga

Ahli entimologi forensik, Dr Martin Hall menganalisa serangga untuk memecahkan kasus pembunuhan. Ia telah terbiasa dengan beraneka bebauan dan pemandangan yang mengerikan sebagai bagian pekerjaannya sehari-hari. Namun situasi yang sering ia hadapi adalah sesuatu yang sebelumnya tidak pernah ia bayangkan dalam "impian terliarnya" saat ia terpesona dengan serangga di masa kanak-kanak. Sesudah mengoleksi kumbang dan belalang saat tinggal di Zanzibar, Afrika timur, ia kemudian mempelajari ilmu tentang serangga dan menjadi ahli entimologi forensik di Museum Sejarah Alam London pada 1989. Perannya termasuk meneliti penyakit hewan dan kaitannya dengan serangga. Sedangkan jenazah adalah sesuatu yang belum pernah ia temui. Namun hal itu berubah pada Maret 1992 ketika sisa kerangka seorang perempuan muda ditemukan di sebuah hutan di Dorset. Polisi tahu entomologi forensik dapat memberikan jawaban yang tidak bisa diberikan oleh penyelidikan konvensional dan Dr Hall pun dihubungi. "Hal itu membuka sebuah dunia baru yang belum pernah saya alami," kata Dr Hall, 57, yang tinggal di Haywards Heath, West Sussex. "Tiba-tiba saya menemukan diri saya dalam sebuah lingkungan yang tidak tidak pernah saya bayangkan dalam mimpi terliar saya." Melalui analisa usia dan tipe serangga serta larva di tempat kejadian perkara (TKP), Dr Hall bisa memberikan petunjuk mengenai berapa lama mayat itu berada di sana. Bagi polisi, hal itu memberi mereka fokus investigasi dan waktu mayat tersebut dibuang. Sejak saat itu jumlah penyelidikan yang melibatkan Dr Hall meningkat. Ia adalah salah satu dari sekelompok pakar serangga terpilih yang dimintai bantuan oleh detektif. Pekerjaan polisi kini memakan separuh waktunya setiap minggu, baik mengalisis sampel atau membangun riset. Rata-rata ia menangani antara 10 hingga 20 kasus per tahun. Di antara sejumlah kasus yang ia tangani adalah kematian lima PSK di Suffolk pada 2006 dan pembunuhan Chantel Taylor, 27, dari Birkenhead, Merseyside pada 2004. Kasus terbaru yang ia tangani adalah pembunuhan Alisa Dmitrijeva, 17, yang ditemukan tewas di kawasan Sandringham Estate, salah satu properti kerajaan, pada 1 Januari. "Pertama kali anda melihat mayat, anda akan merasa tidak tenang tapi kini saya sudah merasa cukup nyaman," ujar Dr Hall. "Kadang mayat yang ditemukan dalam rumah bisa lebih sulit diteliti dari pada mayat di lapangan. "Ketika anda melihat mayat di lapangan anda bisa mematikan emosi anda hingga level tertentu dan membayangkan skenarionya secara netral. "Dalam rumah, ada banyak benda yang mengingatkan pada hidup mereka [korban], petunjuk bahwa orang ini masih hidup beberapa waktu yang lalu. "Anda harus berpikir seperti seekor belatung. Kemana saya pergi jika saya adalah belatung? Apa yang akan saya lakukan?" Detektif Inspektur Jes Fry dari Kepolisian Norfolk mengatakan teknik Dr Hall telah membantu sejumlah penyelidikan di Norfolk, termasuk dalam kasus pembunuhan Sandringham. "Entomologi forensik dapat memberi perkiraan yang cukup jitu mengenai berapa lama sesosok jenazah sudah berada di sana. Hal itu helas membantu kami fokus terhadap penyelidikan di sekitar waktu kematian," kata Fry. "Informasi itu bisa menyatukan kepingan-kepingan kasus dan sangat berguna dalam 10 tahun terakhir." (Erabaru/bbc.co.uk/sua)

0 comments:

Post a Comment