Wednesday, May 30, 2012
Sepatah Kata yang Mengubah Jalan Hidup
Pada masa kecilnya Carnegie adalah seorang anak kecil yang sangat nakal. Ketika dia berusia 9 tahun, ayahnya menikahi ibu tirinya, dan membawa ibu tirinya pulang ke rumah.
Pada saat itu mereka tinggal disebuah pendesaan yang miskin di Virginia, Amerika Serikat. Sedangkan ibu tirinya berasal dari keluarga yang agak mampu.
Ketika ayahnya memperkenalkan kepada ibu tirinya sambil berkata kepada ibu tirinya, “Sayangku, saya harap engkau memperhatikan anak paling nakal di daerah ini, dia memusingkan kepala saya, mungkin saja besok pagi dia akan melempar kapalamu dengan batu, atau mungkin bisa melakukan hal-hal yang lebih buruk lagi, pokoknya dia akan melakukan hal-hal yang tidak dapat kita terka.”
Diluar dugaan Carnegie, ibu tirinya sambil tersenyum datang kehadapannya, dengan tangannya mengangkat kepala Carnegie, serta memandang kearah suaminya berkata, “Engkau salah, dia bukan anak ternakal di daerah ini, tetapi anak yang paling pintar, tetapi dia belum mempunyai arah untuk melampiaskan kepintarannya.”
Perkataan ibu tirinya membuat hati Carnegie terasa hangat, sampai ingin meneteskan air mata, karena sepatah perkataan ibu tirinya ini, mulai terjalin persahabatan antara dia dengan ibu tirinya, juga karena perkataan ini, menjadi kekuatan yang mendorong inspirasinya.
Perkataan ini juga membuat dia dikemudian hari menciptakan masa depan yang sukses dengan 28 aturan emasnya yang membantu ratusan ribu orang menuju jalan yang sukses dan menjadi kaya. Ini dikarenakan sebelum kedatangan ibu tirinya tidak ada seorangpun yang pernah memujinya pintar, dimata ayah dan para tetangganya dia adalah seorang anak lelaki yang paling nakal, tetapi ibu tirinya hanya dengan sepatah kata, telah merubah cara hidupnya.
Ketika Carnegie berumur 14 tahun, ibu tirinya menghadiahkan kepadanya sebuah mesin ketik bekas pakai, dan berkata kepadanya, dia percaya dia akan menjadi seorang pengarang yang sukses, dia menerima gagasan ibu tirinya, dan mulai menyerahkan artikel-artikel ke redaktur koran lokal, dia memahami antusiasme ibu tirinya.
Carnegie dengan mata kepalanya menyaksikan bagaimana antusiasme ibu tirinya membuat perubahan besar dan meningkatkan taraf hidup dalam keluarga mereka, dari gaya ibu tirinya terinspirasi imajinasinya dan merangsang kreativitasnya, menimbulkan kebijaksanaan yang tak terbatas, membuat dia menjadi salah satu tokoh yang paling berpengaruh di abad ke 20 ini. (hui/asr)
Labels:
cerita budi pekerti
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment