Wednesday, May 30, 2012
Tidak Merebut Hak Orang Lain
Han Yike adalah seorang pengawas kekaisaran kaisar Zhu Yuanchang. Dia adalah seorang yang jujur dan tegas. Beberapa kali karena kejujurannya, kaisar selalu memberi hadiah kepadanya.
Pada suatu ketika kaisar menghadiahkan kepadanya seorang istri dan putri seorang pejabat yang dipenjara karena korupsi, tetapi dia menolaknya, dan berkata, “Pada zaman dahulu, orang yang melakukan kesalahan dan dihukum, tidak melibatkan anak dan istrinya. Pepatah kuno mengatakan tidak boleh merebut istri orang, istri dan putri terpidana ini saya tidak bisa menerima. ”
Kaisar Zhu Yunchang sangat salut kepadanya dan mengatakan,”Han Yike adalah seorang yang bijaksana, seorang yang benar-benar jujur, biasanya para menteri mendapat hadiah dari kaisar, tidak pernah menolaknya, tetapi Han Yike sama sekali tidak tergerak oleh paras cantik yang dihadiahkan kepadanya, benar-benar seorang pejabat yang mulia.”
Pada suatu hari ada orang yang memfitnah Han Yike mengatakan biasanya dia hanya berpura-pura memakai pakaian dan bersifat sederhana dihadapan masyarakat, tetapi mengumpulkan kekayaan di rumahnya.
Zhu Yuanchang penasaran untuk membuktikan hal tersebut dia mengunjungi rumah Han Yike, dia melihat rumahnya adalah sebuah rumah tua yang sudah bobrok. Keluarganya semua memakai pakaian yang sangat sederhana, lalu Zhu Yuanchang bertanya kepadanya, “Apakah engkau mengumpulkan hartamu?.”
Ketika Kaisar menanyakan hal itu, Han Yike mengambil kotak menyimpan uang lalu menuangkan seluruh isi tersebut dihadapan kaisar Zhu Yuanchang dan berkata, “Hamba tidak mengumpulkan uang dan harta, memang sama sekarang tidak ada uang yang bisa saya kumpulkan.”
Setelah melihat hal demikian, lalu Kaisar Zhu Yuanchang memujinya dan berkata, “Sebagai pejabat pemerintah, dapat hidup dengan sederhana, dapat berhemat, semua demi negara dan rakyat, benar-benar seorang yang agung. ”
Pada dinasti Song, Wang Anse pelopor reformasi Xining. Pada suatu ketika bawahannya membeli seorang selir untuknya, Wang Anse bertanya kepada selirnya tentang asal-usulnya, setelah mendengar ceritanya dia mengetahui selirnya ini telah mempunyai suami. suaminya adalah seorang pedagang sembako untuk para militer.
Selir itu juga mengatakan bahwa pada suatu hari kapal yang mengangkut sembako tenggelam, seluruh sembako juga ikut tenggelam, demi mengkompensasi kerugian kepada pihak militer, suaminya terpaksa menjualnya kepada Wang Anse. Wang Anse setelah mendengar ceritanya bersimpati kepadanya, lalu memanggil suami selirnya, menyatukan mereka berdua kembali, serta memberi uang untuk modal dagang mereka.
Sima Guang juga berasal dari dinasti Song mempunyai cerita yang hampir sama, karena Sima Guang tidak mempunyai anak, istrinya membeli seorang selir untuknya serta mendandani selir tersebut dengan pakaian cantik, dan memesan kepada wanita tersebut setelah dia pergi keluar, dia menyuruhnya masuk kekamar Sima Guang meladeni dia, tetapi Sima Guang menolak wanita tersebut serta berkata, “Nyonya tidak berada dirumah, engkau tidak boleh berada disini.”
Ketiga orang diatas mempunyai satu kesamaan yaitu tidak tergoda oleh paras cantik, ketenaran dan uang. Ini bukan hal yang gampang dilakukan oleh manusia pada umumnya, seperti pepatah mengatakan, “Dapat mengontrol nafsu dapat menyelamatkan jiwa anda. Terutama dalam menghadapi godaan, dapat mengontrol diri sendiri, adalah orang yang benar-benar agung dan mulia.” (Mingxin/hui/asr)
Labels:
cerita budi pekerti
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment