Wednesday, May 30, 2012
Menghadapi Kritik
Pada suatu hari, Mohist dengan serius memarahi muridnya, muridnya sangat sedih, dengan sedih dia berkata kepada gurunya, “Kesalahan yang saya lakukan tidak sebesar kesalahan yang dilakukan orang lain, kenapa guru demikian kejam memarahi saya?.”
Mohist setelah mendengar keluhan muridnya lalu berkata, “Jika engkau akan mendaki gunung Taishan, ada seekor kuda dan seekor kambing, engkau akan memilih mencambuk kuda atau mencambuk kambing?.”
Muridnya setelah mendengar perkataan gurunya menjawab,“Tentu saja saya akan mencambuk kuda. Lalu Mohist bertanya lagi, “Kenapa engkau memilih tidak mencambuk kambing?.”
Muridnya menjawab, “Karena kuda dapat lari dengan cepat maka harus mencambuknya, sedangkan kambing tidak mempunyai kemampuan seperti kuda.” Mohist berkata lagi, “Saya memarahi kamu karena kamu seperti kuda tersebut bukan seperti kambing, pantas mendapat kritik.”
Makna dari cerita tersebut adalah seseorang dimasa proses pertumbuhan, tidak dapat dihindari karena lingkungan serta pergaulan dengan orang dapat menciptakan pola berpikirnya, ketika pola berpikir yang menyimpang ini mendapat kritikan, maka akan timbul emosi yang negatif, atau bisa timbul rasa marah, rasa benci dan rasa sedih.
Jika dapat menyadarinya serta dapat keluar dari pola berpikir lama yang menyimpang ini, maka dia akan sangat berterima kasih kepada orang yang mengkritiknya, dapat menerima kekurangan dan kelemahan diri sendiri, maka dia akan menjadi seekor kuda yang dapat berlari dengan cepat ribuan mil, bahkan dalam proses pertumbuhan dapat maju dengan pesat. (Minghui School/Juchen/hui)
Labels:
cerita budi pekerti
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment